Pada hari Senin, tanggal 15 Juli
2024, Mahasiswa Universitas Mataram (UNRAM) menggelar sebuah diskusi yang
mengangkat tema pengembangan kearifan lokal di Desa Gunung Malang, Lombok
Timur. Acara ini diadakan di aula utama kampus dan menarik perhatian banyak
pihak, terutama para pelaku wisata dan masyarakat setempat yang peduli terhadap
pelestarian budaya lokal.
Diskusi ini bertujuan untuk menggali
potensi kearifan lokal yang dimiliki oleh Desa Gunung Malang, sebuah wilayah
yang kaya akan tradisi dan keindahan alam di Pulau Lombok. Acara ini juga
menjadi momentum untuk memberikan motivasi serta perspektif baru bagi para
pelaku wisata dan pemerhati budaya dalam mengembangkan potensi wisata yang
berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal.
Salah satu hal yang menarik dari
acara ini adalah kehadiran Bang Rudy sebagai pemateri utama. Bang Rudy, seorang
tokoh yang dikenal luas dalam bidang konten Kreator dan pengembangan pariwisata berbasis lokal era 5.0,
memberikan wawasan yang dalam dan inspiratif tentang bagaimana memanfaatkan
kearifan lokal sebagai aset utama dalam pengembangan wisata. Dengan pengalaman
dan pengetahuannya yang luas, Bang Rudy mampu memberikan sudut pandang yang
segar dan berbeda mengenai pentingnya memahami dan menghargai budaya setempat
dalam upaya pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab.
Acara dimulai pukul 10.00 WITA dengan
sambutan dari perwakilan mahasiswa UNRAM yang menjadi inisiator dari diskusi
ini. Mereka menyampaikan tujuan dari kegiatan tersebut, yaitu untuk
memperkenalkan dan mengangkat potensi Desa Gunung Malang sebagai destinasi
wisata yang berbasis kearifan lokal. Para mahasiswa juga menekankan pentingnya
kerja sama antara pemerintah, masyarakat lokal, dan pelaku wisata dalam menjaga
serta mengembangkan potensi alam dan budaya yang dimiliki oleh desa tersebut.
Bang Rudy kemudian memberikan paparan
mengenai pengalaman-pengalaman sukses dan tantangan dalam mengembangkan
pariwisata berkelanjutan di berbagai daerah di Indonesia lewat branding di media sosial. Ia menyoroti betapa
pentingnya membangun komunitas yang kuat antara pelaku wisata dan masyarakat
lokal untuk memastikan bahwa pengembangan wisata tidak hanya memberi manfaat
ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan budaya.
"Kearifan lokal adalah aset yang
sangat berharga dan unik untuk dibanggakan," ujar Bang Rudy dalam
presentasinya. "Ketika kita berwisata, kita tidak hanya menikmati
keindahan alam, tetapi juga belajar dari nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
yang ada di setiap destinasi."
Diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya
jawab yang sangat interaktif antara peserta diskusi dengan Bang Rudy. Para
peserta, yang terdiri dari mahasiswa, pengusaha wisata, dan beberapa perwakilan
dari pemerintah daerah Desa dan Babinsa, aktif bertanya mengenai strategi konkrit dalam
mengimplementasikan gagasan-gagasan yang telah disampaikan oleh Bang Rudy.
Diskusi berlangsung dengan penuh antusiasme dan energi positif, menunjukkan
komitmen mereka untuk mewujudkan pengembangan wisata yang berkelanjutan dan
memperkaya pengalaman wisatawan dengan nilai-nilai lokal yang autentik.
Selain itu, salah satu momen yang
mencuri perhatian adalah ketika Bang Rudy membagikan beberapa contoh praktik
baik dari pengembangan pariwisata di daerah lain yang telah sukses memanfaatkan
kearifan lokal mereka serta cara berbisnis online tanpa punya produk. Contohnya adalah penggunaan seni tradisional dalam seni
pertunjukan, mempromosikan kuliner khas daerah, dan memperkenalkan aktivitas
wisata berbasis kearifan lokal seperti pertanian organik atau kerajinan tangan
tradisional.
"Kunci utama dari keberhasilan
pengembangan pariwisata berbasis lokal adalah kolaborasi yang erat antara semua
pihak terkait," tambah Bang Rudy dengan penuh semangat. "Ketika kita
menghargai dan menjaga kearifan lokal, kita secara bersama-sama menciptakan
pengalaman wisata yang berkesan dan berkelanjutan bagi semua."
Acara diskusi ini ditutup dengan
semangat tinggi dan harapan besar dari semua peserta untuk dapat menerapkan dan
mengembangkan ide-ide serta wawasan yang mereka dapatkan dari Bang Rudy. Para
mahasiswa UNRAM berkomitmen untuk terus mendukung dan mengawal proses
pengembangan kearifan lokal di Desa Gunung Malang, sementara pelaku wisata dan
pemerintah daerah berjanji untuk lebih mengintegrasikan nilai-nilai kearifan
lokal dalam rencana pengembangan pariwisata mereka.
Dengan demikian, diskusi ini tidak hanya menjadi forum untuk bertukar pikiran dan ide, tetapi juga momentum awal yang penting dalam perjalanan panjang untuk menjadikan Desa Gunung Malang sebagai contoh destinasi wisata berkelanjutan yang sukses berkat kearifan lokalnya yang kaya dan unik.
Social Plugin